Thursday 19 October 2017

Hukum Devisenhandel Dalam Islam


Apa Hukum Jual Beli Saham und Valas auf Forex Assalamualikum wr. Wb dakwatuna 8211 Saya mau tanya menurut Islam hukum Dari jual beli saham dan valas (forex) itu halal, boleh, makruh atau haram Dan dasar hadis atau ayatnya apa (Pertanyaan über FB oleh Barja Ramadani) Waalaikum salam wr wb. B....................................... Saya jawab dengan penjelasan agak ausführlich supaya penjelasannya lengkap. Ketentuan hukum Islam terkait jual beli saham saham hukum boleh menurut syariah jika memenuhi ketentuan sebagaimana yang akan disebutkan. Ketentuan yang dimaksud adalah: Saham harus memiliki zugrunde liegenden Vermögenswert yang melandasinya. Oleh karena itu Vermögenswerte Saham tidak boleh berbentuk uang saja. Saham harus berbentuk barang (tidak boleh menjual saham yang berbentuk uang). Pada prakteknya, setelah Perusahaan emiten berhasil menjual sahamnya di pasar perdana, maka saham tersebut tidak boleh diperjualbelikan di Schleimbeutel kecuali setelah dijalankan Menjadi Usaha riil dan uang atau modal tersebut sudah berbentuk barang. Vermögenswerte barang harus yang dominan Jika asset perusahaan bermacam-macam barang, jasa, uang dan piutang, maka komposi barang harus dominan. Para Ulama kontemporer memberikan Batasan, bahwa Vermögenswert nicht barang tidak boleh Lebih Dari 51. Jika Asset Perusahaan berbentuk barang, biasanya tidak seluruhnya berbentuk barang, tetapi sebagian kecilnya berbentuk uang kas. Maka yang mengikuti kaidah di atas. Jika asset perusahaan bermacam-macam barang, untuk menentukan jenis barang yang menjadi zugrunde liegend adalah ditentukan yang dominan (aghlabnya). Kaidah Yang berlaku jika Asset bermacam-macam Jika Asset Perusahaan bermacam-macam terdiri Dari barang, jasa, uang dan piutang, maka kaidah Yang berlaku sesuai dengan Usaha perusahaannya yaitu sebagai berikut: Jika Usaha perusahaannya berbentuk investasi Vermögenswert (barang, dan jasa) tersebut, maka saham tersebut boleh diperjualbelikan di pasar Schleimbeutel tanpa mengikuti kaidah Sharf, dengan syarat harga (pasar) Dari barang dan jasa tidak boleh Kurang Dari 30 Dari Gesamtanlagegut Perusahaan. Jika Usaha perusahaannya berbentuk jual beli mata uang, maka saham tersebut boleh diperjualbelikan di pasar Schleimbeutel kecuali dengan mengikuti kaidah Sharf. Jika Usaha perusahaannya berbentuk investasi dalam piutang, maka saham tersebut boleh diperjualbelikan di pasar Schleimbeutel dengan mengikuti kaidah utang piutang. Ketiga bentuk Aktivitas di pasar Schleimbeutel di atas dibolehkan dengan syarat tidak dijadikan sebagai Hilah untuk melakukan sekuritasi utang dengan cara menggabungkan barang dan jasa tersebut kepada utang. (1) Emiten atau Perusahaan Publik Harus memenuhi kritéria sebagai berikut: Jenis Usaha, produk barang, jasa Yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik Yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah. Jenis kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Di antara kegiatan Usaha Yang bertentangan dengan prinsip tersebut antara gelegen: Melakukan investasi Pada Emiten (Perusahaan) Yang Pada saat transaksi Tingkat (nisbah) utang Perusahaan kepada Lembaga keuangan ribawi Lebih dominan Dari modalnya Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan Asuransi konvensional Karena Kedua hal di atas termasuk Aktivitas ribawi yang diharamkan dalam nash: Perjudian dan permainan yang tergolong Judi atau perdagangan yang dilarang karena termasuk maisir (Judi) yang dilarang dalam Islam Produsen, Händler, serta pedagang makanan dan Minuman yang haram dan Produsen, Händler, danatau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moralische dan bersifat mudara Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan Syariah atas Efek Syariah yang dikeluarkan bermaksud. Emiten atau Perusahaan Publik Yang menerbitkan Efek Syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan memiliki Shariah Compliance Officer. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik Yang menerbitkan Efek Syariah sewaktu-Waktu tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka Efek Yang diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai efek Syariah. Harga pasar Dari Efek Syariah Harus mencerminkan nilai valuasi kondisi Yang sesungguhnya Dari aset Yang Menjadi dasar penerbitan Efek tersebut danatau sesuai dengan mekanisme pasar Yang teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa. Pelaksanaan transaksi Harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi Yang di dalamnya mengandung unsur terlarang, di antaranya: Bai Najsy. Yaitu melakukan penawaran palsu, hal ini sesuai dengan hatte larangan bai najsy. Bai al-madum. yaitu melakukan penjualan atas barang (efek Syariah) Yang belum dimiliki (Leerverkäufe), itu maknanya menjual saham Yang belum Menjadi tanggung Jawab, dan itu terlarang sesuai dengan Hadits: Insiderhandel. ........................................ Margin-Handel (bai al-hamisy). yaitu melakukan transaksi atas efek Syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek Syariah tersebut, Jual beli saham tidak boleh dengan pinjaman berbunga Dari Broker saham atau Yang sejenisnya. Ihtikar (Penimbunan). yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan Suatu efek Syariah untuk menyebabkan perubahan harga efek Syariah, dengan tujuan mempengaruhi pihak gelegen. (2) Suatu Efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh Pernyataan Kesesuaianisches Syariah. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa Dana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Syariah, dan surat berharga Verschiedenes Yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah. Ketentuan hukum Islam terkait Jual beli Valas Sebagaimana dijelaskan dalam Fatwa DSN Nomor: 28DSN-MUI III2002 tentang jual beli mata uang (al-Sharf), bahwa bentuk-bentuk transaksi jual beli valas Yang diharamkan adalah sebagai berikut: Transaksi nach vorne. yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas Yang nilainya ditetapkan Pada saat Sekarang dan diberlakukan untuk Waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukum transaksi vorwärts adalah haram. karena harga Yang digunakan adalah harga Yang diperjanjikan (muwa8217adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga Pada Waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai Yang disepakati. Transaksi-Swap. Yaitu suatu kontrak pembelischen atau penjualan valas dengan harga vorort yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga vorwärts. Hukumnya haram. Karena mengandung unsur maisir (spekulasi). Transaksi-Option. yaitu Kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual Yang tidak Harus dilakukan atas sejumlah Einheit valuta Asing Pada harga dan jangka Waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram. Karena mengandung unsur maisir (spekulasi). (3) Hal ini sesuai dengan Hadits-Hadits Rasulullahs Säge, di antaranya: - - Yang artinya, Ubadah Bin ash Shomit ra meriwayatkan bahwa Rasulullahs sah bersabda: (penukaran) antara emas dengan Emas, Perak dengan Perak, gandum dengan gandum, syair Dengan syair, korma dengan korma, garam dengan garam itu harus sama dan dibayar kontan. Jika berbeda (penukaran) barang di atas, maka juallah barang tersebut sekehendak kamu sekalischen dengan syarat di bayar kontan. (H. R Ahmad) Berdasarkan fatwa DSN. transaksi jual beli mata uang Pada prinsipnya Boleh dengan ketentuan sebagai berikut: Tidak untuk spekulasi (Untung-untungan) Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-Jaga (simpanan) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya Harus sama dan Secara Tunai (attaqabudh). Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai. (4) Dua ketentuan terakhir di atas itu sesuai dengan ketentuan jual beli mata uang Yang dibolehkan adalah sebagai berikut: Jual beli mata uang sejenis Harus diserahterimakan secarai Tunai dan sama nominal dan jumlahnya. Jual beli mata uang yang berbeda jenis itu harus diserahterimakan secarai tunai. Maka jual beli mata uang Yang berbeda jenis dengan perbedaan harga itu dibolehkan. (5) Di antara praktek jual Beli Valas Yang dibolehkan adalah transaksi Spot. yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta Asing (valas) untuk penyerahan Pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling Lambat dalam jangka Waktu dua Hari. Hukumnya adalah boleh. Karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bis zum dihindari dan merupakan transaksi internasional. Wallahu alam. (Usbdakwatuna) (1 (Al-Maayir asy-Syariyah No. 21 tentang Saham. Haiatu al-Muhasabah wa al-Murajaah li al-Muassasat al-Maliyah al-Islamiyah, Bahrein, Cet. 2010 hal. 293 .. (2) Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi Revisi 2006, Jakarta, Diterbitkan atas kerja sama DSN Bank Indonesia, Cet 2006 hal 274 (3) Fatwa DSN Nomor:... 28DSN-MUIIII2002 tentang jual beli mata uang (al-Sharf) (4) Fatwa DSN Nomor: 28DSN-MUIIII2002 tentang jual beli mata uang (al-Sharf) (5) Fatwa DSN Nomor. 28DSN-MUIIII2002 tentang jual beli mata uang (al-Sharf).Majlis Fatwa Kebangsaan: Hukum Pelaburan Forex Suzardi Maulan 16. Februar 2012, Pelaburan forex yang dibuat oleh individu di Plattform Online-Internet-adalah haram. Keputusan ini Telah pun dibuat oleh muzakarah Majlis Fatwa Kebangsaan. ini kerana muzakarah mendapati bahawa perdagangan pertukaran mata wang Asing (forex) oleh individu Secara Lani (individuelle Spot Forex) melalui platfom elektronik mengandungi unsur-unsur seperti riba melalui pengenaan Roll Interesse, pensyaratan jual beli dalam pemberian Hutang melalui Hebelwirkung, qabd yang tidak jelas Ketika transaksi pertukaran, penjualan mata Wang yang Tiada dalam pegangan dan spekulasi yang melibatkan perjudian. Tuan dapat membaca kenyataan Lanjut seperti berikut: Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia Kali Ke-98 Yang bersidang Pada 13-15 Februar 2012 Telah membincangkan Hukum Perdagangan Pertukaran Matawang Asing oleh Individu Secara Lani (Einzel-Spot Forex) Melalui platfom Elektronik . Muzakarah Telah membuat keputusan seperti berikut: Setelah mendengar taklimat dan penjelasan Pakar daripada Akademi Penyelidikan Syariah Antarabangsa Dalam Kewangan Islam (ISRA) serta meneliti keterangan, hujah-hujah dan pandangan Yang dikemukakan, Muzakarah menegaskan bahawa perdagangan pertukaran mata wang Asing (forex) oleh individu Secara Lani (individuelle Spot Forex) melalui platfom elektronik adalah melibatkan Artikel ribawi (iatu mata wang) dan Dari Sudut Fiqhiyyah ia tertakluk di bawah hukum Bay al-Sarf yang Perlu dipatuhi syarat-syarat Umum jual beli dan syarat-syarat khusus bagi Bay al-Sarf seperti berikut: syarat-syarat Umum jual beli: pihak yang berakad mestilah mempunyai kelayakan melakukan Kontrak (Ahliyyah al-Taaqud) Harga belian hendaklah diketahui dengan jelas oleh Kedua-dua pihak yang berakad Artikel belian hendaklah Suatu yang wujud dan dimiliki sepenuhnya oleh pihak yang menjual serta boleh diserahkan kepada pembeli sighah akad hendaklah menunjukkan keredhaan Kedua-dua pihak, tidak ada unsur penempohan dan sighah IJAB dan qabul mestilah bersepadanan dan menepati antara satu sama gelegen Dari Sudut ciri-ciri dan kadarnya. Syarat-syarat khusus Bay al-Sarf: Berlaku taqabbudh (penyerahan) antara Kedua-dua Artikel Yang terlibat dalam Plattform Forex sebelum Kedua-dua pihak Yang menjalankan transaksi berpisah daripada Majlis akad Jual beli matawang hendaklah dijalankan Secara Lani dan tidak boleh berlaku sebarang penangguhan dan Akad jual beli al-schein mesti bebas daripada khiyar al-Syart. Selain memenuhi syarat-syarat tersebut, Muzakarah juga menegaskan bahawa Operasi perdagangan pertukaran mata wang Asing (forex) hendaklah bebas daripada sebarang unsur riba, Verput al-Salaf wa al-Bay (pemberian Hutang dengan syarat dilakukan transaksi jual beli), unsur perjudian, gharar Yang berlebihan dan kezaliman atau eksploitasi. Berdasarkan kajian terperinci Yang Telah dilakukan, Muzakarah mendapati bahawa perdagangan pertukaran mata wang Asing (forex) oleh individu Secara Lani (individuelle Spot Forex) melalui platfom elektronik mengandungi unsur-unsur seperti riba melalui pengenaan Roll Interesse, pensyaratan jual beli dalam pemberian Hutang melalui Hebelwirkung, Qabd yang tidak jelas ketika transaksi pertukaran, penjualan mata wang yang tiada dalam pegangan dan spekulasi yang melibatkan perjudisch. Selain itu ianya juga tidak sah dari sisi undang-undang Kerajaan Malaysia. Sehubungan itu, Muzakarah bersetuju memutuskan bahawa perdagangan pertukaran mata wang Asing (forex) oleh individu Secara Lani (individuelle Spot Forex) melalui platfom elektronik Yang ada Pada masa ini adalah haram kerana ia bercanggah dengan kehendak syarak dan juga tidak SAH Dari sisi Undang-Undang negara . Selaras dengan itu, umat Islam adalah dilarang daripada melibatkan diri dalam perdagangan mata wang seumpama ini. Muzakarah juga menegaskan bahawa keputusan Yang diputuskan ini tidak terpakai ke atas urus Niaga pertukaran mata wang Asing menerusi kaunter di pengurup wang berlesen dan urus Niaga pertukaran mata wang Asing Yang dikendalikan oleh institusi-institusi kewangan Yang dilesenkan di bawah Undang-Undang Malaysia. Lampan akhbar mengenai Keputusan Majlis Fatwa Kebangsaan: KOTA BHARU: Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan semalam memutuskan umat Islam haram mengamalkan sistem perniagaan pertukaran wang asing. Pengerusi Jawatankuasanya, Tan Sri Dr Abdul Shukor Husin, berkata ini kerana perniagaan Yang dilakukan melalui pertukaran wang Asing seperti itu tidak menepati hukum syarak dan menimbulkan keraguan di kalangan UMAT Islam. Hasil kajian jawatankuasa ini, kita dapati perniagaan pertukaran wang asing Membrane spekulasi mata wang als ini bercanggah dan berlawanan dengan hukum Islam. Oleh itu, Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan memutuskan bahawa UMAT Islam diharamkan daripada mengamalkan sistem perniagaan cara demikian, Katanya kepada pemberita selepas mempengerusikan mesyuarat Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Ke-98 di sini. Abdul Shukor berkata banyak isu Yang meragukan mengenai perniagaan pertukaran Asing, oleh itu UMAT Islam tidak Perlu menceburkan Diri, tambahan pula kegiatan itu membabit penggunaan Internet di kalangan individu, yang menyebabkan Untung Rugi tidak menentu. Lain-lain jenis perniagaan pertukaran wang asing, seperti melalui pengurup wang atau dari bank ke bank dibenarkan, kerana ia tidak menimbulkan spekulasi mata wang atau untung rugi yang tidak menentu, katanya. Beliau berkata, keputusan gelegen Yang Türüt dicapai dalam mesyuarat itu ialah mengharuskan UMAT Islam membuat pelaburan atau membuat simpanan melalui Skim Sijil Simpanan Prämie (SSPM) Yang dikendalikan Bank Simpanan Nasional (BSN). Katanya keputusan esu dibuat selepas jawatankuasa berkenaan berpuas hati dengan kaedah pelaksanaannya melalui taklimat yang disampaikan oleh pihak panel syariah Bank Negara pada muzakarah itu. BERNAMA

No comments:

Post a Comment